Hallo sahabatku, Wong Lendah v.02, Kita jumpa lagi Pada Artikel ini. Pada hari ini , saya telah siap membagikan artikel sederhana buat anda. Yang anda baca kali ini dengan judul Budidaya kodok, Kami berharap isi postingan Artikel peternakan, ini bisa bermanfaat buat kita semua.
Walaupun dahulu kodok merupakan binatang yang sering membuat jijik jika kita melihatnya. Namun seiring berkembangnya jaman dan kemajuan teknologi serta makin majunya ilmu pengetahuan maka sekarang kodok merupakan salah satu kebutuhan pangan dalam rangka memenuhi gizi bagi manusia. Pada zaman dahulu masyarakat Indonesia hanya mengandalkan penangkapan dari alam yang biasanya dilakukan pada malam hari dengan bantuan lampu sebagai alat penerangan. Dan dilakukan secara tradisional.
Namun semakin bertambahnya kebutuhan masyarakat akan daging katak ini maka Budidaya kodok telah dilakukan di beberapa negara, baik negara beriklim panas maupun beriklim 4 musim. Tercatat negara-negara Eropa yang telah membudidayakan kodok antara lain : Prancis, Belanda, Belgia, Albania, Rumania, Jerman Barat, Inggris, Denmark dan Yunani, Amerika Serikat dan Meksiko. Sedangkan di Asia, Cina, Bangladesh, Indonesia, Turki, India dan Hongkong yang telah membudidayakan kodok.
Sejarah kodok tidak diketahui asalnya, karena hampir ditemukan di mana-mana, karena kemampuannya untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan sekitarnya. Kodok yang banyak dibudidayakan di Indonesia (Rana catesbeiana ) berasal dari Taiwan, kendati kodok itu semula berasal dari Amerika Selatan.
Di Indonesia ada empat jenis kodok yang sering di konsumsi oleh masyarakat kita yaitu: |
1) Rana Macrodon (kodok hijau), yang berwarna hijau dan dihiasi totol-totol coklat kehijauan dan tumbuh mencapai 15 cm. |
2) Rana Cancrivora (kodok sawah ), hidup di sawah-sawah dan badannya dapat mencapai 10 cm, badan berbercak coklat dibadannya. |
3) Rana Limnocharis (kodok rawa), mempunyai daging yang rasanya paling enak, ukurannya hanya 8 cm. |
4) Rana Musholini (kodok batu/raksasa). Hanya terdapat di Sumatera, terutama Sumatera Barat. mencapai berat 1.5 kg. Dan panjang mencapai 22 cm. |
Daging kodok adalah sumber protein hewani yang tinggi kandungan gizinya. Limbah kodok yang tidak dipakai sebagai bahan makanan manusia dapat dipakai untuk ransum binatang ternak, seperti itik dan ayam. Kulit kodok yang telah terlepas dari badannya bisa diproses menjadi kerupuk kulit kodok. Kepala kodok yang sudah terpisah dapat diambil kelenjar hipofisanya dan dimanfaatkan untuk merangsang kodok dalam pembuahan buatan. Daging kodok dipercaya dapat menyembuhkan beberapa penyakit.
PERSYARATAN LOKASI |
1) Ketinggian lokasi yang ideal untuk budidaya kodok adalah 1600 dpl. |
2) Tanah tidak terlalu miring namun dan tidak terlalu datar, kemiringan ideal 15%, artinya dalam jarak 100 m jarak kemiringan antara ujung-ujungnya 1-5 m. |
3) Air yang jernih atau sedikit tercampur lumpur tersedia sepanjang masa. Air yang jernih akan memperlancar proses penetasan telur. |
4) Kodok bisa hidup di air yang bersuhu 2–35 drajat C. Suhu saat penetasan telur ialah anata 24–27 derajat C, dengan kelembaban 60–65%. |
5) Air mengandung oksigen sekitar 5-6 ppm, atau minimum 3 ppm. Karbondioksida terlarut tidak lebih dari 25 ppm. |
6) Dekat dengan sumber air dan diusahakan air bisa masuk dan keluar dengan lancar dan bebas dari kekeringan dan kebanjiran. |
Persiapan Sarana dan Peralatan
1) Kolam
Dalam proses pembuatan kolam, tidak boleh hanya menggali atau menimbun saja melainkan harus menggabungkan keduanya sehingga akan mendapatkan bentuk dan konstruksi kolam yang ideal.
Untuk mengetahui selengkapnya silakan kunjungi : Aneka Budidaya: Budidaya kodok
Itulah tadi Sahabat Wong Lendah v.02,sedikit uraian tentang Budidaya kodok.
Oh ya kawan, sebelum anda meninggalkan halaman ini mungkin beberapa artikel pada halaman di bawah ini juga sedang anda cari.
Terimakasih anda telah membaca artikel Budidaya kodok dan bila artikel ini bermanfaat menurut anda tolong bagikan ke rekan sanak saudara anda agar mereka juga tahu tentang ha ini, bagikan artikel ini dengan alamat link https://wong-lendah-v2.blogspot.com/2016/04/budidaya-kodok.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar